CINTA DALAM BENTUK YANG LAIN




Salah satu cuplikan adegan pada pementasan "Tanah Lie"
Pada Desember 2016, pementasan Teater Alamat dengan lakon “Tanah Lie” di ajang Festival Teater Jakarta (FTJ) yang ke 44 merupakan pementasan Alamat yang terakhir kalinya dalam ajang tersebut. Pementasan terakhir tersebut bukan kami yang mengakhiri, melainkan keadaan yang memaksa kami untuk mengakhirinya. Iya, keadaan yang membanggakan karena kami telah 3 kali menjuarai ajang FTJ. Sesuai ketentuan apabila 3 kali juara dalam jangka waktu 5 tahun maka kami sudah dinyatakan sebagai “teater senior” dan tidak diperkenankan lagi untuk mengikuti ajang festival teater yang digagas oleh Dewan Kesenian Jakarta. 

Sutradara, pemain dan tim pendukung Teater Alamat pada perayaan ultah Alamat yang ke 8 tahun

Anggota dan adik-adik teater sekolah binaan Teater Alamat

Kami mengakhiri pementasan terakhir Alamat dengan sangat manis, menyabet 3 penghargaan sekaligus di tingkat DKI Jakarta, yaitu Juara 2 pertunjukan grup teater terbaik, sutradara terbaik dan pemeran aktris terbaik. Untuk tingkat regional Jakarta Barat kami menyabet gelar sebagai juara 1 grup teater terbaik dan juga keluar sebagai juara umum karena memenangkan 3 gelar juara lainnya. Menyambut hari jadi Teater Alamat yang pada tanggal 17 Januari 2017 genap berusia 8 tahun, berbagai gelar juara yang kami dapatkan dari lakon Tanah Lie juga merupakan kado yang tak kalah manis dari kuenya para artis.

Foto bersama  dengan dewan juri sebagai juara umum regional Jakarta Barat

Keceriaan para pemain dan tim Alamat atas raihan 3 gelar juara

Dengan berakhirnya keikutsertaan kami di ajang FTJ bukan berarti Alamat berhenti berteater, justru ini adalah pintu masuk kami untuk memulai lembaran baru. Langkah awal kami untuk berproses secara mandiri. Tanpa sokongan dana dari Dewan Kesenian Jakarta, tanpa ada rasa ingin menjadi yang terbaik diantara yang baik, tanpa keinginan untuk menjadi juara, tanpa ambisi untuk eksistensi diri sendiri dan menjadi pusat perhatian di depan khalayak.

Tantangan kami ke depan akan berkali lipat jauh lebih berat, tanpa adanya segala ambisi menjadi juara atau yang terbaik, agaknya menjadi cobaan tersendiri bagi para anggota Alamat. Kami harus mengesampingkan ego, menebalkan keikhlasan dan menekankan dalam relung hati kami masing-masing bahwa proses produksi selanjutnya harus mengerahkan segala kemampuan terbaik yang kami punya. Bukan lagi untuk mendapatkan pengakuan bahwa "kamilah sang juara", bukan lagi untuk menjadi pusat perhatian, tapi untuk diri kami sendiri, untuk tim yang sudah bekerja keras dan penonton setia kami.

Selain dari segi mental yang kami perkuat, kami pun ditantang untuk mengerahkan segala kemampuan lain, yakni pikiran, tenaga, waktu bahkan materil. Iya, materil. Tidak ada bayaran ketika kami memantaskan sebuah pertunjukan. Kalaupun ada itu hanya berupa “bonus” kecil dari hasil hadiah juara. Malah tak jarang kami harus mengeluarkan uang dari kocek kami sendiri untuk memenuhi kebutuhan pementasan kami, di samping kami telah membayar iuran kas yang jumlahnya terbilang kecil. Yang mana uang kas itupun kembali kepada kami berupa camilan ringan dan minuman saat kami latihan.

Apakah kami keberatan? Tentu tidak, meskipun pada prakteknya pembayaran uang kas sering tersendat. Maklum saja, beberapa anggota Alamat berstatus anak sekolah, bahkan pengangguran karena baru lulus sekolah. Jadi kami secara tidak tertulis menerapkan aturan subsidi silang,  yakni yang sudah berpenghasilan diharapkan, atau mungkin lebih tepatnya dipaksa untuk tidak menunggak uang kas 😊.

Lalu, kalau tidak dibayar malah mengeluarkan uang, kok mau-maunya kami tetap bertahan menjadi anggota Teater Alamat? Mungkin itulah yang dinamakan cinta dalam bentuk yang lain. Meski lelah setelah seharian bekerja, kami tetap menyisihkan waktu untuk latihan bahkan sampai jauh malam. Atau ketika uang menipis karena tanggal gajian masih lama, kami rela mengeluarkan ongkos/bensin untuk datang ke tempat latihan.

Karena ketika mencintai sesuatu, tidak cukup dinyatakan dari mulut saja, namun perlu dan harus diwujudkan dalam tindakan nyata.  Karena di sana ada sebentuk kepuasan yang tidak bisa dibeli dengan uang, ada kepuasan yang tidak semua orang bisa rasakan.


1 komentar untuk "CINTA DALAM BENTUK YANG LAIN"

Posting Komentar